22 OKTOBER 2007. Jarum jam belum sempurna
menuju angka 1. Cuaca tak begitu panas, sedikit berawan.
Kendaraan lalu lalang di Jalan HR Bunyamin, Purwokerto,
Banyumas, Jawa Tengah. Jalan sepanjang 2,5 km ini, membentang dari utara ke
selatan menjadi satu di antara jalan utama di Kota Satria. Menjadi urat nadi
perekonomian sekaligus kehidupan bagi masyarakat Purwokerto, utamanya para
mahasiswa. Sebab di jalan inilah, universitas terbesar di Purwokerto, Universitas
Jenderal Soedirman (Unsoed) berdiri gagah.
Di satu sisi, di jalan yang tak pernah tidur ini, seorang
remaja berdiri. Usianya masih 18 tahun kala itu. Dia tak sendiri. Ada beberapa
orang, berdiri dan duduk, seakan menunggu antrean.
Begitu jarum jam menunjuk angka 1, begitu plakat dibalik,
dari close menjadi open, dia dan beberapa orang tadi masuk
ke sebuah bangunan berlantai dua. Di hadapannya, berdiri seorang petugas
keamanan yang dengan ramah bertanya soal keperluan.
"Mau buka rekening, Pak," jawabnya. Petugas
keamanan dengan sigap memberikan lembaran kertas antrean. "Nanti ke bagian
customer service ya, nunggu dipanggil nomor antreannya."
Singkat cerita, berbekal Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu
Tanda Mahasiswa (KTM), serta uang tunai senilai Rp 200 ribu, remaja tersebut
resmi menjadi nasabah BNI 46 Cabang Pembantu (Capem) Unsoed atau yang biasa
disebut dengan BNI Unsoed. Hingga kini.
Hampir delapan tahun, remaja yang kini beranjak usia 26
tahun tersebut tetap setia bersama BNI. Jika dulu, saat duduk di bangku kuliah,
ia memanfaatkan BNI Taplus Mahasiswa (BNI Tapma), sekarang sudah 'meningkat',
menjadi nasabah BNI Taplus.
Dan remaja itu adalah penulis. Sejak menyandang status
mahasiswa Unsoed hingga sekarang menjadi karyawan, penulis tetap menjadi secuil
bagian dari BNI. Setia berada di barisan nasabah bank yang didirikan begawan ekonomi,
Margono Djojohadikusumo.
Memilih BNI sebagai tempat menabung dan bertransaksi
keuangan lainnya bukanlah tanpa alasan. Pertama, banyak dari teman penulis yang
menjadi nasabah BNI. Semua kompak bilang, pelayanan yang diberikan bank berkode
saham BBNI ini memuaskan dan cepat. Kedua, jarak kantor cabang pembantu BNI
dengan kampus relatif lebih dekat. Hal ini tentu memudahkan penulis saat hendak
bertransaksi. Kala itu, transaksi keuangan yang kerap dilakukan adalah menabung
dan tarik tunai.
Ketiga, tarif potongan administrasi yang dikenakan BNI
cukup terjangkau. Penarikan, cek saldo via ATM, free. Menabung pun free.
Hanya potongan biaya administrasi per bulan dengan nominal yang sangat
mahasiswa dan manusiawi. Juga berbagai kelebihan lain yang diberikan BNI.
Menemukan ATM BNI Semudah
Menemukan Minimarket
Selama hampir delapan tahun menjadi nasabah, telah banyak
kisah dan pengalaman yang pernah penulis lalui. Terutama haru-biru kehidupan
masa kuliah, penulis lalui bersama BNI. Mulai dari pembayaran SPP, wisuda,
hingga penerimaan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA). Semua itu
selalu dengan BNI.
Bahkan dengan BNI, penulis mahfum dengan transaksi
keuangan, di luar menabung dan tarik tunai. Masih segar di ingatan, bagaimana
delapan tahun lalu, penulis sama sekali tak tahu cara menarik uang via ATM BNI.
Tangan gemetar, gagap, dan menerka-nerka apa yang harus dilakukan. Sedikit
memalukan, memang.
Juga saat penulis harus bolak-balik memeriksa saldo
tabungan gegara terdengar kabar beasiswa telah masuk ke rekening masing-masing.
Peristiwa ini terjadi tahun 2010. Kabar tersebut masih simpang-siur. Ada
beberapa rekan yang bilang sudah masuk, tak sedikit yang menggeleng.
Untuk lebih memastikan, berangkatlah penulis ke ATM
terdekat. Kala itu, sama sekali tidak terbersit untuk menggunakan layanan SMS
Banking. Alhasil, dalam sehari, lebih dari lima kali mengecek saldo tabungan.
Bayangkan, bila BNI tega membebankan tarif administrasi saat setiap kali cek
saldo, berapa 'kerugian' yang harus penulis tanggung.
Termasuk saat uang di tangan nyaris habis, BNI memberikan
'penyelamatan'. Penulis masih bisa menarik uang meski sisa saldo tabungan tak
lebih dari Rp 60 ribu. Sebab, hingga kini, hanya BNI-lah yang menyediakan ATM
dengan pecahan uang Rp 20 ribu.
Berbicara mengenai ATM, menemukan ATM berplang BNI semudah
menemukan minimarket yang 'bertebaran' di kanan-kiri jalan. Artinya, nyaris
sepanjang jalan di Purwokerto dapat dengan mudah ditemukan ATM BNI.
Di Jalan HR Bunyamin, Purwokerto misalkan, ada sekitar
lima ATM BNI GALLERY berdiri. Terbesar dan terlengkap berada di depan Kantor
Capem Unsoed serta samping RM Mie Kelinci III. Selain menyediakan mesin ATM
tarik tunai dengan nominal mulai Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu, BNI juga
melengkapinya ATM jenis setor tunai (Cash Deposit Machine) serta ATM yang
diperuntukkan untuk transaksi non-tunai.
Catatan saja, saat ini KCU BNI Purwokerto telah memiliki
102 ATM yang tersebar hingga ke pelosok Banyumas. Jumlah ini meningkat pesat
dibanding tahun 2012 yang hanya 50-an ATM. Tahun ini, KCU BNI Purwokerto akan
menambah 15 mesin ATM yang akan disebar ke beberapa wilayah.
Dalam wawancara yang pernah penulis lakukan, Pimpinan
Cabang BNI Kantor Purwokerto, Mohammad Prasetio bilang, bukan tanpa alasan
kenapa bank pelat merah ini jor-joran untuk urusan penyediaan mesin ATM.
Pertama, angka transaksi di ATM BNI sangat luar biasa yaitu mencapai 6 ribu
transaksi per bulan. Padahal untuk mencapai titik BEP, hanya perlu 4 ribu
transaksi per bulan. Bahkan, untuk ATM nominal Rp 20 ribu di kompleks Unsoed,
maka transaksinya bisa mencapai 25 ribu per bulan.
Artinya, untuk mengatasi lonjakan transaksi ini, BNI
Kantor Purwokerto membutuhkan lebih banyak lagi ATM. Apalagi ke depan, ATM akan
menjadi tumpuan pertumbuhan bisnis perbankan, di samping menggenjot layanan
Electronic Data Capture (EDC).
Maka dengan banyaknya ATM BNI sudah pasti memudahkan
sekaligus memanjakan para nasabahnya. Termasuk penulis yang nyaris tiap minggu
menyambangi ATM walau sekadar untuk membayar tagihan PLN, membeli pulsa, setor
atau pun tarik tunai.
Rasanya, amat pantas menyematkan frasa 'sahabat sejati'
pada BNI. Bagaimana pun BNI telah bersama penulis, menemani baik suka dan duka,
memberikan pelayanan maksimal yang hingga kini tak pernah dikeluhkan sebab BNI
memberikan lebih. Jayalah BNI di tahun ke 69-nya dan teruslah melayani negeri,
kebanggaan bangsa. Salam. (*)
Baca tulisan ini, jadi Pengin buka rekening di bni lho
BalasHapus