Minggu, 29 November 2015

Wisata Bukit yang Lagi Hits di Banyumas

Panorama dari Bukit Taman Angkasa, Banyumas.
Foto dari Sukarni, Gerakan Desa Membangun


BANYUMAS boleh bangga. Meski menyandang status kota (kecil) namun wilayah ini dikelilingi landmark alam yang amat mengagumkan. Kawasan perbukitan, lembah, dan sungai, membentang di Sinaring Tanah Jawa ini.

Tak berlebihan menyematkan julukan Banyumas, surga seribu curug alias air terjun. Juga tak berlebihan pula, menambahkan kata: bukit. Banyumas, surga 1000 curug dan bukit. Hal ini sebagai bonus topografi Banyumas yang berada persis di kaki Gunung Slamet.

Dulu, orang hanya mengenal Banyumas dari Lokawisata Baturraden sebagai ikon wisatanya. Namun, beberapa waktu belakangan, wisata curug mulai mendapat tempat. Yang dulu didatangi hanya segelintir orang, kini ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun luar kota. Mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang tua. 

Pun dengan wisata bukit. Dulu, orang hanya tahu Bukit Bintang di Baturraden sebagai satu lokasi untuk melihat Kota Purwokerto dari ketinggian. Kini, ada beberapa bukit yang bisa 'dijelajahi' demi memandang Banyumas dan sekitarnya dari ketinggian tertentu. 

Bisa dibilang, media sosial jadi satu pemicu tenarnya dua lanskap alam hadiah untuk Banyumas ini. Banyaknya pengunjung yang ber-selfie lantas membagikannya ke media sosial memancing keingintahuan para pengguna lainnya. Imbasnya, mereka pun berbondong-bondong datang, berkunjung, atau sekadar membuktikan keindahan yang dilihat di media sosial. 

Beberapa waktu lalu, SatelitPost membahas keindahan curug yang tersebar di Banyumas, kini Anda akan diajak menjelajah, berwisata ke dua bukit yang tengah jadi perbincangan banyak orang, utamanya anak-anak muda. Supaya seperti mereka, jadi anak kekinian. Bila ada waktu, sempatkanlah mampir ke sana. Namun ingat, bawa turun sampah yang dibawa ya. Selamat bertualang.

1. Bukit Watu Meja, Kebasen
Sungai Serayu dari Bukit Watu Meja.

NAMA bukit yang satu ini jelas sudah tak asing lagi karena sudah kondang ke mana-mana. Dikunjungi oleh siapa saja dan darimana saja. Satu kata untuk bukit ini, ramai. Apalagi saat hari libur.

Bukit ini berada di Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen. Bila datang dari Purwokerto, lurus dan ikuti saja jalan di samping Pasar Patikraja. Jarak dari persimpangan Pasar Patikraja hingga ke desa ini lumayan agak jauh. Namun jangan khawatir, Anda tidak akan tersesat sebab beberapa petunjuk jalan sudah dipasang. Yang perlu Anda lakukan hanya mengikuti penanda tersebut. Lokasinya ada di sisi kiri jalan. 

Sampai di sana, Anda bisa memarkirkan kendaraan di rumah warga setempat. Tarif? Seikhlasnya. Soal keamanan kendaraan, tenang, aman kok. Sebab warga sekitar memberikan karcis parkir untuk menghindari tertukarnya kendaraan. Hati-hati jangan sampai hilang.

Dari lokasi parkir tersebut, Anda tinggal berjalan kaki. Ada dua jalur yang bisa dipilih, jalur ekstrem dan jalur landai. Kelebihan jalur ekstrem, lebih cepat sampai tapi tanjakannya lumayan bikin napas ngos-ngosan. Sebaliknya jalur landai, lebih lama karena harus memutar. Tenang, dua jalur itu akan bertemu di titik yang sama kok.

Jalur Ekstrem menuju Watu Meja. Semangat kakak...
Setelah berjalan kurang lebih 30 menit (sudah dengan istirahat dan foto-foto) sampailah di lokasi Bukit Watu Meja. Namun sebelum masuk, Anda harus mencatatkan nama serta asal disertai tarif seikhlasnya untuk membangun pengembangan wisata ini. 

Dan tadaaa... pemandangan Sungai Serayu yang berkelak-kelok, beserta jembatan rel kereta api, yang jadi ikon Banyumas, dan kawasan perbukitan, persawahan, di wilayah tersebut membentang luas. Lanskap alam yang begitu mengagumkan. Membuat mata tak jemu untuk memandang. Apalagi saat kereta api melintas di jembatan tersebut, sempurna. 
Itu rel kereta api di atas Sungai Serayu yang jadi ikon Banyumas.

Warga sekitar bilang, waktu paling pas untuk menikmati keindahan Bukit Watu Meja adalah saat pagi, matahari terbit juga sore, matahari terbenam. Namun, siang ke sini pun tak masalah, karena sama-sama kerennya. 

Di lokasi ini juga terdapat sebuah batu besar yang bentuknya menyerupai meja. Mungkin, ini jadi alasan penamaan dari tempat wisata ini, Watu Meja. Tak cuma menikmati lanskap Sungai Serayu, Anda juga bisa menjelajah hutan pinus yang masuk di wilayah KPH Banyumas Timur. Awesome
Hutan Pinus dan kami. Lagi-lagi sama Reni. Hahaha. ^^

Ramai? Bangetttt... Apalagi kalau hari libur. 

Soal makanan, tenang, Anda tak perlu bawa banyak bekal sebab ada banyak sekali warung yang menjajakan makanan dan minuman, lengkap dengan lesehan. Harganya, masih bisa terjangkau kok. (sri juliati)


2. Taman Angkasa, Banyumas
ADA cara lain untuk menikmati pemandangan saat matahari terbit dan tenggelam. Jika bosan ke pantai, Anda bisa coba berkunjung ke Taman Angkasa Banyumas di Desa Binangun. 

Selamat datang di Taman Angkasa
Taman Angkasa Banyumas terletak di Grumbul Juwiring, Desa Binangun, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. Taman ini berada di kawasan puncak Gunung Depok yang berketinggian sekitar 420 meter dpl.

Gunung Depok merupakan gunung kecil dengan puncak landai. Anda dapat melihat wilayah Banyumas, Cilacap, dan Purbalingga. Jika Anda perhatikan dengan saksama, melihat Banyumas dari puncak Gunung Depok seperti menyaksikan taman raksasa. Pemandangannya indah dan hijau. Sungai-sungai yang mengalir menyempurnakan menambah asri pemandangan. 
Jalur menuju Taman Angkasa. Siap-siap...
Taman Angkasa bisa ditempuh dari Alun-alun Banyumas, yaitu Alun-alun-Desa Pasinggangan-Desa Binangun. Jika lewat jalan ini, ada sebagian rusak jalan di Desa Pasinggangan dan Binangun. Rute lain yaitu Desa Kalisube-Dawuhan-Binangun. Hati-hati saat melintas di Desa Binangun, sedangkan jalan di Desa Kalisube dan Dawuhan, mulus. 

Desa Binangun juga mengembangkan sejumlah paket wisata. Pengunjung bisa belajar dengan biaya sebesar Rp 50 ribu untuk jumlah maksimal 10 orang per kelompok.

Enjoy sunrise. Sun is shining and so are you... 
Taman Angkasa Banyumas di Binangun masih dukungan infrastruktur pendukung karena objek wisata ini baru dikembangkan pada Juni 2015. Mari, menikmati sunrise atau sunset dengan secangkir teh senggani di Binangun. (Sukarni dari Gerakan Desa Membangun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar