Jumat, 10 April 2015

Jutaan Kisah di 'Surga' Papandayan


GUNUNG Papandayan, Sabtu (4/4) siang itu. Langit biru, awan berarak menyambut kedatangan kami, para pendaki di gunung setinggi 2665 mdpl tersebut. Raut ceria nampak di wajah seraya berucap terima kasih dan syukur pada Tuhan untuk karunia seelok ini.
aku, kau, dan langit biru. 


hutan mati


Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, Kawah Manuk, camp Guber Hut, camp Pondok Saladah, Tegal Alun, Hutan Mati, dan puncak menjadi hadiah bagi mereka yang mau dan tak henti berjuang. Mewujudkan tekad untuk berdiri di gunung yang berlokasi di Kecamatan Cisurupan, Garut. 


Jalur setapak dari Pondok Saladah ke Camp Guber Hut. Foto: Linda


Jika tua nanti kita t'lah hidup masing-masing, ingatlah hari ini. Sabtu, 4 April 2015. Jalur pendakian Gn Papandayan,

hadapilah dunia, genggam tanganku. Tegal Alun, Gn Papandayan

Walau makan mi asal kumpul. Camp Guber Hut, Gn Papandayan




kami menyebutnya, ini potongan 'surga' di Tegal Alun, Gn Papandayan

berjalanlah walau habis terang

Rasa lelah gegara pendakian selama kurang lebih empat-lima jam terbayar lunas. Melintasi jalur bebatuan nan terjal, bersisian dengan jurang, bersahabat dengan tanjakan, jalan licin, tanah labil, masuk hutan, sesekali terpeleset, dan meminta waktu break, menjadi cerita tersendiri.


Tentu, selain kisah petualangan di atas, ada banyak kisah lain yang tercipta di gunung ini. Ribuan, jutaan malah. Semuanya kisah bahagia, seru, indah, dan tak terlupakan. Teristimewa bagi mereka yang baru sekali menginjakkan kaki di 'surga' Gunung Papandayan. Terima kasih Tuhan, untuk semua karya-Mu. (*)


Teks: Sri Juliati
Foto: Sri Juliati, Linda Widiarsih








Tidak ada komentar:

Posting Komentar