Yang Tercecer
JIKA tulisan di atas lebih bercerita pada perjalanan dan awal mula bertemu dengan pasukan chiboy, maka tulisan ini kurang lebihnya membahas masing-masing person di pasukan tersebut.
Pertama, dari awal kenalan kami tahu mas-mas ini berasal dari Jakarta. Yang artinya sama dengan Mbak Icung dan Mbak Linda. Mereka teman satu kantor di perusahaan kalibrasi. Kalibrasi itu apa, silakan cek di Google. Jangan males-males ah.
Pasukan Chiboy tanpa Mas Fery. Yang namanya Mas Widi itu yang pake jaket merah. Nggak kelihatan? Ya memang. Yang tengah, namanya Mas Ali dan kawannya. |
Ke tiga, dari keempat mas-mas itu, Mas Widi, Mas Ferry, Mas Ali, dan kawannya, maka yang lebih sering di belakang, nungguin kita adalah Mas Widi. Mas Ferry lebih sering di tengah, sedangkan dua
lainnya di depan, nungguin kami juga.
Bongkar tenda, dimulai. Saya di dalam tenda tuh. :p |
Ke lima, Mas Widi-lah yang paling sering melucu. Dari awal pendakian ke puncak, dia terus-terusan bilang: "Emak gw nelponin, minta jemurannya diangkat." Atau lelucon lain yang sukses bikin kami senyam-senyum. Saya pun curiga, jangan-jangan masnya ini pelawak atau punya rencana jadi comic biar kayak si Dodit.
Ke enam, ada tragedi di antara pasukan chiboy yakni saat perjalanan ke puncak. Awalnya, pasukan kami masih lengkap, bersembilan. Pas di tanah lapang terakhir kami berfoto, satu di antara mereka nggak ada, yaitu Mas Ferry. Namun kami tetap stay cool siapa tahu dia udah jalan duluan. Sekian lama jalan, nggak juga kami menemukan batang hidung Mas Ferry. Sedikit mulai panik sih, duh jangan-jangan, jangan-jangan.
Nah, ini yang namanya Mas Ferry, yang mendadak hilang |
Saya nggak tahu siapa nama belakang saya itu. |
Ke tujuh, usai kami berkumpul, lengkap semua personel, makan menjadi agenda kami selanjutnya. Dapur kami jadi pusatnya. Kami masak mi dan mereka masak air. Akhirnya ya saling berbagi, termasuk berbagi bekal yang sebenarnya kami punya alasan supaya logistik berkurang. Tapi mereka balas memberikan snack. Hehehe.
Ke delapan. Makasihhhh banget buat mas-masnya. Makasih sudah jadi teman jalan kami, pasukan cewek rempong. Makasih sudah nungguin. Makasih sudah jadi teman cerita. Makasih sudah berbaik hati masakin air untuk ke dua kalinya. Makasih sudah bantuin nurunin barang kami. Makasih, makasih, makasih. Hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikannya mas-mas ini. Jangan kapok jalan bareng kami... Nuwun. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar