Jumat, 10 April 2015

Menjelajah Dua Curug di Desa Karangsalam, Baturraden (2, Habis)


Butuh Perjuangan Berat ke Curug Lawang

Curug Lawang di Desa Karangsalam, Baturraden.

SALAH jalan atau nyasar adalah hal biasa terjadi saat mengeksplore jalan baru. Apalagi jika rute tersebut masih sangat asing. Tak heran, jika nyasar kerap menjadi bumbu dalam perjalanan yang ditempuh SatelitPost, entah saat jalan-jalan ke bukit, laut, bahkan yang berembel-embel kota sekali pun.

Ada yang bilang, melakukan perjalanan belum lengkap rasanya kalau tidak nyasar. Sepakat. Karena dengan nyasar atau salah rute, kita akan punya kisah dan petualangan baru. Siapa tahu, dengan nyasar, kita bisa menemukan satu tempat yang tak kalah menariknya.

Dan saat penjelajahan Minggu (23/11/2014) ke Desa Karangsalam, Baturraden, SatelitPost sempat salah jalan saat ke Curug Lawang. Yang seharusnya jalan ke kanan tapi kami malah mengambil ke kiri. Hikmahnya, kami menemukan buah kecil, berwarna merah yang kami sebut dengan strawberry hutan. Lumayan buat ngemil meski rasanya sedikit asam. 

Kami pun terpaksa berbalik arah dan menemukan jalan kecil. Nyaris tak terlihat karena hampir sepenuhnya tertutup rerumputan. Tak hanya itu, lebar jalan tersebut amat kecil, bahkan terpaksa kami merambat pada tebing batu. Termasuk menerabas aliran irigasi sehingga membuat badan dan tas basah. Sedikit saran, karena ini perjalanan mblusuk ke hutan, lengkap dengan tanah basah, bebatuan licin, dan kubangan air, sebaiknya kenakan alas kaki berupa sandal atau sepatu gunung. 

Berjalan kurang lebih 100 meter, suara gemericik air mulai terdengar. Itu tandanya, kami melalui jalan yang benar dan sebentar lagi akan sampai di tujuan kedua. Benar saja, setelah melewati jalanan yang sempit dan butuh kehati-hatian tersebut, kami melihat sebuah gua lengkap dengan bebatuan besar di bagian depannya. Masuklah kami ke dalam gua tersebut dan pemandangan ajaib terbentang di depan mata kami. Air turun dari ketinggian sekitar 10 meter (mungkin), membentuk kolam bening, lantas mengalir di tengah gua. Amboiii, indahnya...... 
Rute jalan ke Curug Lawang, Minggu (23/11/2014)

Sama seperti di Curug Telu, curug ini juga tak terlalu ramai dikunjungi orang. Malah saat itu, hanya kami bertiga yang menikmati potongan keindahan buatan Tuhan ini. Benar-benar seperti milik sendiri, tak ada riuh rendah teriakan, suara-suara seru. Hanya ada kami bertiga, tetesan air di dalam gua, batu-batu besar nan licin, dan ditingkahi serangga khas hutan. Sungguh damai.

Sartinah, warga Desa Karangsalam RT 5 RW 1, Baturraden mengatakan, curug ini dinamakan Curug Lawang lantaran gua di sini membentuk seperti lawang atau pintu. Namun, ada juga yang menyebutnya sebagai Curug Bidadari saking indahnya. Apapun sebutannya, tetap saja Curug Lawang sebagai tempat yang tepat untuk melepas penat, mengucap syukur, mengagumi karya Tuhan.

Tak sampai satu jam kami menikmati keindahan ini. Selain hujan mulai turun (lagi), jarum jam juga menunjuk angka 3, membuat SatelitPost segera bergegas.

Lokasi yang agak tersembunyi dan butuh 'perjuangan' untuk menikmati potongan keindahan alam ini, bisa menjadi alasan kenapa Curug Telu dan Curug Lawang tak diketahui banyak orang. Namun, akhir-akhir ini, kedua curug ini, terutama Curug Telu mulai ramai dikunjungi. 

Hal ini diakui pula oleh Slamet, warga Desa Karangsalam RT 5 RW 1 yang rumahnya sering menjadi tempat titipan sepeda motor. "Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ya sekarang sudah banyak yang ke sini. Kebanyakan mahasiwa Unsoed tapi pernah ada yang datang rombongan dari Jakarta," ujar dia.

Rupanya, potensi wisata alam di Desa Karangsalam tak cuma kedua curug tersebut. Masih ada Curug Moprok dan Curug Tebela yang tak kalah keren dan siap dijelajahi lagi. 

Mengingat potensi curug yang amat potensial, Slamet pun berharap agar pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih, seperti membangunkan akses transportasi yang memadai. 

Sekadar saran jika Anda ingin ke sini, selain mengenakan alas kaki berupa sandal/sepatu gunung, juga wajib membawa snack atau minuman. Termasuk jika Anda ingin berenang, bisa membawa pelampung atau ban dari rumah. Yang kedua, siapkan fisik Anda dan jangan mengeluh. Jika ingin menitipkan kendaraan pribadi atau bertanya lebih lanjut tentang curug ini, bisa menghubungi Slamet di nomor 0822 2565 9238. Selamat menjelajah. (sri juliati)



#tulisan ini sudah termuat di Harian Pagi SatelitPost, halaman Etalase 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar